Sabtu, 24 Maret 2012

Romli | Seorang Penjual Nasi Bungkus keliling

Tubuhnya kurus, tapi wajahnya memiliki keceriaan yang selalu ditampakkannya. Seorang penjual nasi bungkus keliling yang bernama Romli, dengan berkendara sepeda angin. Romli berangkat pagi sehabis subuh untuk mengejar pelanggan setianya di "Car Free Day", yang ada setiap hari minggu di surabaya. Mungkin sudah ada sekitar 5 - 6 lokasi "Car Free Day" ini, dan tempat ini menjadi tujuan Romli di hari minggu.

Awal saya bertemu dengannya di sebuah Masjid dekat rumah, dia sedang beristirahat (leyeh-leyeh) yang waktu itu suhu di Kota Surabaya sangat panas sekali. Mungkin kelelahan sambil berkeliling-keliling menawarkan nasi bungkusnya.

Kucoba mendekatinya, "permisi mas, kenalkan saya Alkhann", tegurku yang sedikit mengagetkan dia.
"Iya mas, saya Romli", jawabnya sambil terbangun dari leyeh-leyeh nya.
* Rumahnya mana mas, kok selama disini saya belum pernah ketemu mas
- Iya, Rumah saya memang jauh dari sini mas.
* oOo, mampir nih ceritanya?
- Iya, dijalan panas sekali kalo jam segini mas (menunjukkan senyuman khasnya)
* Mungkin karena dah mulai kemarau ya !
- Iya mungkin
* Naik apa tadi mas?
- Ohh, Saya naik sepeda angin (pancal). Saya jualan kok mas.
* ooo, jualan to mas Romli ini?
- Saya jualan nasi bungkus keliling mas
* Wah, asik nih, saya boleh coba satu mas?
- Ya mas, silahkan silahkan, bentar saya ambilkan (menuju ke sepedanya, dan mengambilkan saya sebungkus nasi), (dia meletakkan nasi bungkus di boncengannya dan ditempatkan di keranjang putih lubang-lubang, kayaknya bekas keranjang buah kelengkeng. Dua keranjang sekali bawa)
- o iya, lauknya apa mas?
* ada apa aja mas, lauknya?
- ada telur dadar atau ceplok, telur bali, ayam goreng, ikan bandeng presto, empal sapi,  sama ikan laut, saya nggak tau namanya mas. hehehe
* Waah, macemnya banyak juga ya!!, itu saja mas ikan bandeng presto saja.
- sip
* (saya berdiri mendekati keranjang tempat nasi bungkusnya karena ingin melihat bagaimana dia menandai nasi bugnkus yang bermacam-macam lauk itu), ooo ternyata ada kodenya ya mas?
- hahaha, kayak orang keren aja mas pake kode segala. (dia tertawa lebar karena ucapan saya)
* (kemudian kami berdua kembali duduk di pelataran masjid dan meneruskan obrolan), bagaimana arti tulisan-tulisan di nasi bungkus itu mas?
- hehehe, gampang aja kok, kalo AG = Ayam Goreng, BP = Bandeng presto, dll pokoknya gitu deh mas.
* oooo, disingkat ternyata! hehehe (saya mulai membuka nasi bungkus dengan lauk bandeng presto itu, ternyata isinya tidak hanya nasi dan lauk ikan bandeng presto yang digoreng tapi ada mi gorengnya, ada tumisan wortel dan buncis, ada sambelnya, tahu goreng dan ada sedikit bumbu balinya).
* wah nikmat nih mas, (mungkin sedikit pujian bisa membuat Romli lebih semangat untuk jualan).
* Mas Romli ini kalo menurut saya hebat, karena disaat banyak orang mencari pekerjaan justru mas Romli ini semangat untuk berjualan dan itu sama saja dengan berbisnis mas. Istilah kerennya enterpreneur, hahaha.
- Bisa saja mas ini, iya mas saya ini bukan karena ingin berjualan tapi karena orang kayak saya susah mencari pekerjaan yang layak, wong hanya lulusan SD mas. lha sekarang loh cleaning service aja harus minimal SMA kan mas !.
* Iya sih
* kita memang harus menyadari mas mencari pekerjaan tidaklah mudah, tapi semangat aja mas jualannya dan kalo mas romli mau saya hanya bisa bantu ide saja.
- Waah terima kasih kalo begitu mas ada yang bantu ide buat saya, soalnya saya hanya lulusan SD mas, pikiran saya gak begitu maju, (dengan senyuman khasnya).
* nggak usah punya pemikiran seperti itu mas, banyak orang yang hanya lulusan SD tapi sekarang justru memiliki anak buah atau pegawai yang lulusan sarjana. Bukan masalah sekolahnya mas, tapi kesungguhan dan ketekunannya dalam memulai usaha.
- Iya mas, terima kasih mas saya jadi semangat nih.
* Iya, memang harus begitu dong.
* ngomong-ngomong sehari bisa habis mas segitu (saya menunjuk keranjang nasinya).
- Alhamdulillah mas kalo rame dan kelilingnya jauh-jauh bisa habis itu sehari.
* total sekali bawa berapa sih mas?
- satu keranjang itu isinya 50 mas, jadi kalo dua keranjang ya 100.
* banyak itu mas, sebulan aja bisa beli motor bagus itu !!!
- hahaha, ya enggak lah mas.
* lah, kan 100 bungkus, kalo ngambil untung seribu saja sudah 100.000 sebulan bisa 3 juta tuh mas!
- enggak lah mas, wong saya ini ngambil dari orang sebungkus saya cuman dapet 500 rupiah mas.
* ooo, segitu toh mas.
* kenapa nggak bikin sendiri saja?
- modal untuk memulainya mas yang nggak ada, soalnya alat-alat buat masak kan harus ada, sedangkan saya disini cuman kontrak mas. Padahal istri saya juga pandai masak mas, dia pernah jadi tukang masak di catering. (meskipun dengan perkataan seperti ini dia masih menunjukkan senyumannya yang tak surut oleh kondisinya).
* kalo emang mas Romli benar-benar ingin membuka usaha baru dan mas Romli bertanggung jawab dalam urusan pekerjaan, masalah modal itu bisa dicari mas.
- Tapi saya takut mas kalo hutang hutang itu, saya takut nggak bisa bayar. Apalagi profesi saya cuman jualan nasi, susah mas.
* Itu yang harus disingkirkan dari pemikiran seseorang yang ingin maju mas, kalo ingin maju sampeyan harus optimis dan harus berani berprasangka baik bahwa usaha yang mas Romli jalani ini akan sukses. Cuman itu kuncinya kok mas!
- Tapi siapa yang mau, istilahnya meminjami saya lha wong jaminan saja saya nggak punya mas.
* ......

Obrolan kami semakin asyik karena membicarakan masalah bisnis Nasi bungkus yang dijalani oleh Romli, dan setelah beberapa waktu saya kenal lebih jauh tentang si Romli ini. Sampai-sampai saya berkunjung ke rumah orang tuanya di Madiun, akhirnya saya mengajak seorang teman untuk membantu pembiayaan bisnis Nasi Bungkus Keliling si Romli ini.

Modal awal yang dibutuhkan Romli hanya sekitar 2 juta rupiah, untungnya tempat kontrakan romli memiliki halaman luas sehingga bisa meminjam depan halaman rumahnya untuk memasak. Dengan berbagai pertimbangan saya dan teman yang meminjamkan modal tadi tidak mengambil sedikitpun profit dari hasil Romli, karena melihat kondisinya dan melihat kondisi orang tuanya yang kehidupannya jauh dibawah rata-rata. Dan pertimbangan lain karena semangat dan kesungguhannya, dan saat berjualan ia tak lepas dari senyumannya yang membuatnya dikenal banyak orang.

Setelah 5 bulan berjalan dan Romli sering sekali saya ajak berdiskusi, saya ajak bertemu teman-teman sukses yang memulainya juga dari nol. Dan Modal 2 juta yang kami pinjamkan pun sudah ia lunasi, dan sekarang bisnis Nasi Bungkus yang dijalani Romli menjadi bisnis nasi bungkus yang memiliki omset dan laba yang tidak sedikit, sekarang Romli sudah tidak berkeliling lagi malahan dia punya anak buah yang direkrutnya dari kampung halamannya. Romli tidak memperlakukan anak buahnya seperti pegawai mereka malah diajarkan bagaimana memulai bisnis sendiri tanpa harus ikut orang lain, Romli tidak ingin anak buahnya mengalami nasib yang sama seperti dia dulu.

Itulah secuplik kisah perjalanan Romli - Seorang Penjual Nasi Bungkus Keliling, yang sekarang sudah menciptakan lapangan pekerjaan baru tanpa harus mengandalkan pendidikannya. Tapi yang ia andalkan adalah keramahannya dalam melayani setiap orang dan sopan santunnya serta kesungguhannya dalam memegang amanah yang diberikan oleh orang lain.

Semoga menginspirasi,
Alkhann

2 komentar:

terimakasih telah menulis dan berbagi artikel yang menginspirasi...
Aplikasi Kasir Warung Makan

Ini mirip sinetron di Indosiar..

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More